Dharma Wanita Persatuan Lombok Tengah Gelar Sosialisasi Pendewasaan Usia Perkawinan di SMP Muslim Al-Hidayah Pringgarata
Dharma Wanita Persatuan Lombok Tengah Gelar Sosialisasi
Pendewasaan Usia Perkawinan di SMP Muslim Al-Hidayah Pringgarata
Pringgarata, 24 November 2025 — Dharma Wanita
Persatuan (DWP) Kabupaten Lombok Tengah melalui Bidang Sosial Budaya
menggelar kegiatan Sosialisasi Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) di SMP
Muslim Al-Hidayah, Kecamatan Pringgarata. Kegiatan ini menyasar seluruh siswa
kelas VII hingga IX sebagai upaya membangun kesadaran generasi muda mengenai
pentingnya kesehatan mental, kesiapan sosial, dan kematangan budaya sebelum
memasuki jenjang perkawinan.
Acara menghadirkan narasumber utama dr. Rizka Amelia,
Sp.Kj, seorang dokter spesialis kejiwaan yang dikenal aktif dalam advokasi
kesehatan remaja, serta Duta Genre Provinsi NTB yang memberikan
perspektif langsung dari kalangan muda terkait perencanaan kehidupan
berkeluarga.
Ketua DWP Lombok Tengah melalui Bidang Sosial Budaya
menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program besar DWP untuk
meningkatkan literasi sosial budaya kaum remaja. Pendewasaan usia perkawinan
bukan hanya persoalan kesehatan, namun juga berkaitan dengan:
- Nilai-nilai
sosial budaya dalam keluarga dan masyarakat,
- Kesiapan
psikososial remaja,
- Perubahan
dinamika budaya lokal seiring perkembangan zaman,
- Pentingnya
memahami hak dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat.
Ia menegaskan bahwa DWP berkomitmen menjadikan sekolah
sebagai ruang edukasi sosial budaya yang berkelanjutan.
Dalam pemaparannya, dr. Rizka Amelia menjelaskan secara
rinci mengenai risiko psikologis dan sosial yang muncul akibat perkawinan usia
anak. Ia menekankan bahwa:
- Perkawinan
dini dapat menghambat perkembangan mental dan emosional remaja.
- Ketidaksiapan
sosial budaya dapat memicu konflik dalam rumah tangga.
- Remaja
yang belum matang secara kognitif cenderung kesulitan beradaptasi dengan
tuntutan peran dewasa.
Melalui pendekatan kesehatan jiwa dan sosial budaya,
Ia mengajak siswa untuk memahami bahwa proses pendewasaan adalah perjalanan
panjang yang melibatkan lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Duta Genre Provinsi NTB menyampaikan materi mengenai
pentingnya menjadi remaja yang berkarakter, berbudaya, dan memiliki perencanaan
hidup (life planning). Mereka mengajak para siswa untuk:
- Menguatkan
sikap kritis terhadap tekanan sosial dan budaya yang mendorong perkawinan
dini.
- Membangun
budaya berdiskusi dalam keluarga.
- Mengembangkan
keterampilan sosial budaya melalui kegiatan positif seperti organisasi,
seni, dan olahraga.
Mereka juga mengingatkan bahwa remaja berhak mendapatkan
lingkungan yang ramah, aman, dan mendukung perkembangan potensi diri sebelum
memasuki dunia perkawinan.
Antusiasme Siswa dan Dukungan Sekolah
Kepala SMP Muslim Al-Hidayah menyampaikan rasa terima kasih
kepada Dharma Wanita Persatuan Lombok Tengah karena telah memilih sekolahnya
sebagai lokasi kegiatan. Ia menilai bahwa sosialisasi ini sangat penting
mengingat fenomena perkawinan usia anak masih menjadi isu sosial budaya di
beberapa wilayah.
Para siswa menunjukkan antusiasme tinggi dengan mengajukan
beragam pertanyaan seputar kesehatan mental, hubungan sosial, serta pengaruh
budaya terhadap keputusan menikah di usia muda.
Komitmen DWP Lombok Tengah untuk Penguatan Sosial Budaya
Remaja
Bidang Sosial Budaya DWP Lombok Tengah menegaskan bahwa
kegiatan ini akan menjadi agenda rutin dalam rangka:
- Mendorong
transformasi sosial budaya yang positif,
- Mengurangi
angka perkawinan usia anak,
- Membangun
budaya baru yang lebih melindungi perkembangan remaja,
- Mengintegrasikan
nilai-nilai sosial budaya ke dalam pendidikan karakter di sekolah.
Melalui pendekatan kolaboratif antara keluarga, sekolah,
pemerintah, dan organisasi masyarakat, DWP berharap remaja Lombok Tengah tumbuh
menjadi generasi yang sehat, berdaya, dan berbudaya.
Kegiatan sosialisasi PUP ini tidak hanya memberikan edukasi
kesehatan, tetapi juga menjadi momentum penguatan nilai-nilai sosial budaya
bagi para remaja di SMP Muslim Al-Hidayah. Dengan partisipasi aktif seluruh
peserta, kegiatan ini diharapkan mampu membentuk pola pikir baru bahwa
perencanaan masa depan adalah bagian penting dari budaya keluarga yang sehat
dan harmonis.





